Senin, 18 Juli 2011

Askep TBC Persik n Andi Bintuhan


A. Konsep Teori TBC
    1.  Pengertian TBC
Banyak pengertian TBC menurut para ahli antara lain sebagai berikut:
kesehatTBC adalah suatu infeksi kronik jaringan paru yang disebabkan Mycobacterium tuberculosae (Herdin, 2005). TB Paru (tuberculosis) adalah penyakit menular yang langsung disebabkan oleh kuman TB (Mycobaterium tuberculosa). Sebagian besar kuman TBC ini menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya ( Depkes RI, 2006 ). Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru, dapat juga ditularkan kebagian tubuh yang lainnya (Brunner, 2002).
          kesehatPenulis mengambil kesimpulan dari beberapa teori di atas bahwa TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri  Mycobacterium tuberculosae, yang menyerang bagian jaringan paru juga bisa menyerang bagian tubuh yang lain seperti tulang, kelenjar limfe, selaput otak, sendi, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan bagian tubuh lainnya akibat dari penyebaran  bakteri dari paru-paru ke organ lain.



2.      Etiologi TBC
kesehatMenurut Crofton (2002) adapun penyebab dari seseorang terkena TBC adalah sebagai berikut:
a.  Basil Tuberkel (Mycobacterium tuberculosis) merupakan penyebab utama TBC di  dunia termasuk di dunia.
b. Mycobacterium africanum adalah penyebab  TBC yang terdapat di afrika. Perbedaan penting satu-satunya adalah bahwa basil ini sering resisten terhadap tiasetazon, sehingga penderita yang menggunakan tiasetazon akan mengalami TBC yang susah untuk disembuhkan (Crofton, 2002).
c.  Mycobacterium Bovis pada suatu ketika menyebabkan infeksi yang luas pada ternak di Eropa dan Amerika. Infeksi sering kali ditularkan  oleh manusia lewat susu ternak yang mereka konsumsi, sehingga orang yang meminum susu dari ternak tersebut, maka akan berisiko tertular penyakit TBC.
d.  Mikobakteria non-tuberkulosis. Penyakit ini disebabkan oleh basil menjadi relatif lebih penting di Negara-negara maju, seperti di bagian Amerika Serikat dan Australia. Dimana tuberculosis sudah berkurang saat ini. Penyakit ini mungkin menyerang pada orang yang terinfeksi HIV karena lemahnya sistem imunitasnya. Sering resisten terhadap banyak obat-obatan sehingga susah disembuhkan.


3. Klasifikasi TB Paru
kesehatBerdasarkan hasil pemeriksaan dahak Depkes RI (2006) mengklasifikasikan TB Paru dalam berbagai kelompok  sebagai berikut:
a.    Tuberculosis pada BTA positif
tSekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu hasilnya BTA positif. Spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberculosis aktif
b.    Tuberculosis paru BTA negatif
kesehatPemeriksaan 3 spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukkan tuberkulosis aktif. TBC paru BTA negatif rontgen positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu batuk berat dan ringan. Batuk berat bila gambaran foto rontgen dapat memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas.
c.    Tuberculosis ekstra paru
kesehatTuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjuar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain. TBC esktra paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan.
d.   TBC ekstra paru ringan
kesehatPenyakit TBC yang menyerang di tempat selain paru yang berdampak ringan terhadap manusia, misalnya TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudative unilateral, tulang (kecuali tulang belakang) karena di dalam tulang belakang banyak terdapat serabut syaraf pusat yang mempengaruhi otak, sendi dan kelenjar adrenal.
e.    TBC esktra paru berat
kesehatPenyakit TBC yang menyerang bukan pada paru dan berdampak sangat membahayakan karena menyerang organ vital, misalnya: meningitis, millier, perikarditis, peluritis eksudative duplex, TBC tulang belakang, TBC usus, TBC saluran kencing dan alat kelamin.
4.  Patofisiologi TBC
kesehatIndividu yang rentan menghirup bakteri tuberkolusis dan menjadi terinfeksi.  Bakteri dipindahkan melalui jalan napas ke alveoli, tempat dimana mereka berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri. Basil juga dipindahkan memlalui system limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lainnya (ginjal, tulang, korteks sereberi, dan daerah paru lainnya yaitu lobus atas (Brunner, 2002).
kesehatSistem imun tubuh berespon dengan mengeluarkan reaksi inflamasi. Pagosit (neutrofil dan makrofag) menelan banyak bakteri, limfosit spesifik-tuberkolusis menghancurkan basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli, mengakibatkan brokopneumonia. Infeksi awal biasanya terjadi dari 2 sampai 10 minggu setelah pemajanan (Brunner, 2002).
kesehatMasa jaringan baru, yang disebut granulomas, yang merupakan gumpalan basil masih hidup dan yang sudah mati, dikelilingi mokrofag yang membentuk dinding protektif, granulomas diubah menjadi massa fibrosa, bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut tuberkel Ghon. Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik, membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami klasifikasi, membentuk skar kolgenosa. Bakteri menjadi dorman tanpa perkembangan penyakit aktif (Brunner, 2002).
kesehatSetelah pemajanan dan infeksi awal, individu akan mengalami penyakit aktif karena gangguan atau respon inadekuat dari respon sistem imun. Penyakit aktif dapat juga terjadi dengan infeksi ulang dan aktifitas bakteri dorman. Dalam kasus ini tuberkel Ghon memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bawah bronki. Bakteri kemudian menjadi tersebar di udara, menyebabkan penyebaran penyakit lebih jauh. Tuberkel yang memecah menyembuh, membentuk menjadi jaringan parut paru yang terinfeksi menjadi lebih membengkak, mengakibatkan tetrjadinya brokopneumonia lebih lanjut, pembentukan tuberkel, dan selanjutnya (Brunner, 2002).
kesehatApabila proses tersebut dapat dihentikan, penyebarannya dengan lambat mengarah ke bawah  paru–paru dan meluas ke lobus sebelahnya. Proses mungkin berkepanjangan  dan ditandai oleh remisi lama ketika penyakit dihentikan, hanya supaya diikuti dengan periode aktifitas yang diperbaharui. Hanya sekitar 10%
individu yang awalnya terinfeksi mengalami penyakit aktif  (Brunner, 2002).




5.    Manifestasi Klinis TB Paru
kesehatAdapun gejala-gejala yang dapat ditimbulkan pada orang yang terkena TB Paru menirut Crofton (2002) antara lain:
a.    Gejala pernafasan:
kesehatBatuk dan dahak, batuk berdarah, sakit dinding dada, nafas pendek, wheezing lokal, dan sering flu.
b.    Gejala Umum:
kkesehatBerat badan menurun, demam dan berkeringat, rasa lelah, hilang nafsu makan.
c.    Tanda-tanda fisik:
 kesehatKeadaan umum pasien TB Paru biasanya jelas kelihatan sakit, sangat kurus, pucat dan tampak kemerahan. Demam yaitu Suhu tinggi, mungkin tidak teratur. Nadi umumnya meningkat, jari-jari tabuh. Pada dada biasanya krepitasi halus dibagian atas pada satu atau kedua paru, terdengar saat pasien napas dalam. Perkusi pekak atau pernafasan bronchial pada bagian atas kedua paru. Kadang-kadang terdapat wheezing terlokalisir disebabkan oleh brokitis tuberculosis (Crofton, 2002).
kesehatTuberkulosis paru termasuk insidius. Sebagian besar pasien menunjukan demam tingkat rendah, keletihan, anoreksia, penurunan berat badan, berkeringat malam, nyeri dada, dan batuk menetap. Batuk pada awalnya mungkin nonproduktif, tetapi berkembang ke arah pembentukan sputum ke arah mukopurulen dengan hemoptisis. Tuberkolusis dapat memiliki manifestasi atifikal pada lansia, seperti perilaku tidak biasa dan perubahan status mental, demam, anoreksia dan penurunan berat badan. Basil TB dapat bertahan lebih dari 50 tahun dalam keadaan dorman (Brunner, 2002).  
6.    Pemeriksaan Penunjang
kesehatBerikut ini pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menguji seseorang positif terkena TB Paru:
a.    Uji Serologi
kesehatMendiagnosis tuberkulosis yang berdasarkan pengenalan antibodi Ig G  serum terhadap antigen mikrobacterium tertentu dan menggunakan teknik  ELIZA (Enzim Linket Imunoserbent). Penerapan ini paling besar kemungkinan pada anak dan pasien tuberkulosis ekstra pulmunal yaitu pada kasus sputumnya tidak ada.
b.    Pemeriksaan Radiologi
kesehatSaat ini pemeriksaan radiologi merupakan cara praktis untuk menemukan lesi tuberkolusis. Luka lesi tuberkolusis biasanya di daerah apeks paru (segmen apical lobus atas atau segmen apical lobus bawah), tetapi dapat juga mengenai lobus bawah (bagian inferior) atau di daerah hilus menyerupai tumor paru.
kesehatAwal penyakit saat lesi masih merupakan sarang-sarang pneumonia. Gambaran radiologis berupa bercak-bercak seperti awan dan dengan batas-batas yang tidak tegas. Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat maka banyangan akan terlihat berupa bulatan dengan batas yang tegas. Lesi ini dikenal sebagai uberkuloma. Pada kavitas bayangan berupa cincin yang mula-mula berdinding tipis, lama-lama menjadi sklerotik dan terlihat menebal. Bila terjadi fibrosis terlihat bayangan yang bergaris. Pada klasifikasi bayangan tampak bercak-bercak padat  dengan densitas tinggi. Pada atelaksis terlihat seperti fibrosis yang luas disertai penciutan yang dapat terjadi pada sebagian atau satu lobus maupun pada satu bagian paru (Zulkifli, 2007).
 7. Pemeriksaan Bakteriologi
1. Pemeriksaan Dahak
kesehatSpesimen dahak dikumpulkan/ditampung dalam pot dahak yang bermulut lebar, berpenampang 6 cm atau lebih dengan tutup berulir, tidak mudah pecah dan tidak bocor, pot ini harus selalu tersedia di Unit pelayanan kesehatan. Diagnosa tubercolosis ditegakkan dengan pemeriksaan spesimen dahak sewaktu pagi sewaktu (SPS). Spesimen dahak sebaiknya dikumpulkan dalam 2 hari kunjungan yang berurutan ( Depkes RI, 2002 ).
kesehatAdapun  waktu pelaksanaan pengumpulan dahak sebagai berikut:
Sewaktu yaitu Dahak dikumpulkan pada saat suspek TBC paru datang berkunjung pertama kali pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak hari kedua. Pagi yaitu dahak dikumpulkan di rumah pada hari kedua, segera setelah bangun tidur pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di Unit pelayanan kesehatan. Sewaktu yaitu dahak dikumpulkan di Unit pelayanan kesehatan pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi ( Depkes RI, 2002).
kesehatPemeriksaan sputum adalah penting karena dengan ditemukannya kuman BTA. Diagnosis tuberkolusis dapat ditegakkan. Kriteria BTA sputum positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan tiga batang kuman BTA pada satu sedian dengan kata lain diperlukan 5.000 kuman dalam 1 mL sputum (Zulkifli, 2007).  
2.  Pemeriksaan Darah
kesehatPemeriksaaan ini kurang mendapatkan perhatian, karena hasilnya kadang-kadang meragukan, hasilnya tidak sensitif dan juga tidak spesifik. Pada saat tuberkolusis mulai aktif, akan didapatkan jumlah leukosit yang sedikit meninggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit masih di bawah normal. Laju endap darah mulai meningkat. Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali normal dan jumlah limfosit masih tinggi. Laju endap darah perlahan turun sampai normal. Hasil pemeriksaan darah didapatkan, anemia ringan dengan gambaran normokrom dan normositer, gama globulin meningkat, kadar natrium dan darah menurun (Zulkifli, 2007).  
8.    Cara Penularan
kesehatSumber penularan adalah penderita TB Paru BTA Positif. Pada waktu batuk atau bersin, penerita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan. Setelah kuman TBC masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TBC tersebut dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem sel-limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian-bagian lainnya. Cara batuk memegang peranan penting. Kalau batuk ditahan, hanya akan dikeluarkan sedikit basil, apalagi kalau saat batuk penderita menutup mulut dengan kertas tissue (Halim, 2000).
kesehatFaktor lain ialah cahaya matahari dan ventilasi. Karena basil TB tidak tahan cahaya matahari, kemungkinan penularan di bawah terik matahari sangat kecil. Juga mudah dimengerti bahwa ventilasi yang baik, dengan adanya pertukaran udara dari dalam rumah dengan udara segar dari luar, akan dapat juga mengurangi bahaya penularan bagi penghuni-penghuni rumah (Halim, 2000).
9.    Komplikasi TB Paru
kesehatDaya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang keluar dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemerikasan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC paru ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara
kesehatTuberkolusis paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan komplikasi lanjut, yang dinarasikan sebagai berikut:
a.    Komplikasi dini: pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis, usus, Poncet’s   arthropathy.
b.    Komplikasi lanjut: Obstruksi jalan napas yaitu Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkolusis (SOPT), kerusakan parenkim berat, fibrosis paru kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal nafas dewasa (ARDS) sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB (Zulkifli, 2002).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar